Wahyu 7 : 9- 10

Kemudian dari pada itu aku melihat: sesungguhnya, suatu kumpulan besar orang banyak yang tidak dapat terhitung banyaknya, dari segala bangsa dan suku dan kaum dan bahasa, berdiri di hadapan takhta dan di hadapan Anak Domba, memakai jubah putih dan memegang daun-daun palem di tangan mereka. Dan dengan suara nyaring mereka berseru: ”Keselamatan bagi Allah kami yang duduk di atas takhta dan bagi Anak Domba!”

Proses Penerjemahan Alkitab yang dilakukan Kartidaya selalu didahului dengan survey dan mencari data bahasa yang akan dilayani melalui satu website, ethnologue. Ethnologue adalah satu website yang memuat tentang profil suku dan status bahasa di seluruh dunia.

Tahun 2012, satu  Gereja di Kalimantan Barat menyatakan kerinduannya kepada kartidaya agar ada Firman Tuhan dalam bahasa Balangin. Maka langkah awal yang harus  dilakukan adalah mencoba melihat lebih detail profil suku dan  informasi bahasa tersebut melalui ethnologue. Dan ternyata, nama bahasa Balangin tidak ada dalam ethnologue. Bagaimana mungkin?

Menyadari hal tersebut, tim kami coba menggali lebih dalam lagi mengenai keberadaan profil suku bahasa Balangin. Setelah menurunkan pakar untuk mengkaji mengenai suku dan bahasa tersebut, ternyata Balangin dapat dikatakan menjadi satu bahasa dari sub suku Ahe, dan saat ini data mengenai suku dan bahasa Balangin sudah dimasukkan ke dalam ethnologue.

Bagi kami, ini bukan tentang masuknya satu bahasa kedalam satu “data base” suku ataupun bahasa, tetapi melalui peristiwa ini kami melihat bukti bagaimana kedaulatan Allah melihat apa yang tidak terlihat oleh manusia dan teknologi, Allah mampu membidik apa yang tidak terbidik. Dan kalau Tuhan sudah membidik, artinya Tuhan punya kepentingan dengan suku ini. Dan kami, Kartidaya hanya dapat taat saja kepada apa yang Tuhan bukakan, apa yang Tuhan pimpin.

Program penerjemahan pun dilakukan terhadap suku Balangin. Dan pada tahun 2019, suku yang terbidik oleh Tuhan ini mendapatkan haknya untuk  memiliki Injil Lukas, Film Yesus dan Lagu- lagu rohani dalam bahasa mereka.

Bahkan, ketika tulisan ini diturunkan, proses Penerjemahan Perjanjian Baru sedang dilakukan. Terpujilah Tuhan yang begitu setia memberikan kesenmpatan setiap suku memperoleh haknya untuk menyembah Tuhan dalam kebenaran.