Setiap tahap dalam penerjemahan adalah kisah tentang Tuhan, bagaimana firman-Nya sampai ke tempat yang sulit dijangkau, demi membawa orang-orang lebih dekat kepada-Nya.
Kami, Tim Uud Danum, memulai perjalanan ke empat desa terpencil di Kalimantan Barat untuk melakukan sosialisasi penerjemahan Kitab Lukas dan film Yesus.
Perjalanan yang ditempuh tidaklah mudah. Dari Pontianak, kami harus naik mobil 10 jam menuju Pinoh. Setelah itu, kami lanjut naik perahu menuju Kemangai selama 8 jam.
Kemudian, kami harus melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki melewati hutan yang sunyi selama 1-2 jam untuk 2 desa, dan melanjutkan perjalanan 2 jam memakai perahu untuk 2 desa lainnya.
Perjalanan darat sudah cukup berat, tetapi tantangan sebenarnya ada di sungai. Kemarau panjang telah membuat air sungai surut sehingga memaksa kami turun untuk menarik perahu melawan arus.



Kami lelah, pasti. Namun kami menyadari bahwa firman Tuhan sedang mendekat kepada orang-orang yang selama ini menantikannya.
Ketika kami tiba di desa-desa tersebut, kami disambut hangat oleh gembala sidang, jemaat, dan masyarakat setempat. Sukacita yang luar biasa terpancar di wajah mereka ketika film Yesus diputar dalam bahasa yang mereka pahami, dan kitab Lukas dibagikan kepada mereka. Kami bahkan dapat beribadah bersama mereka dalam bahasa Uud Danum.
Melihat semua ini, hati kami penuh ucapan syukur. Bukan karena kekuatan kami, tetapi karena Tuhan sendirilah yang menuntun perjalanan ini. Kami hanyalah perahu kecil yang Ia gunakan untuk membawa firman-Nya kepada mereka yang belum mendengarnya.