25 September 2021 menjadi hari yang tidak pernah akan saya lupakan dalam kehidupan saya. Hari bersejarah karena akhirnya, suku Delang, suku dimana saya terlibat melayani selama sepuluh tahun dapat mendedikasikan Firman Tuhan, Perjanjian Baru di dalam bahasa yang paling dekat dengan hati mereka.
Tarian Paguruyung, menyambut prosesi rombongan tim penerjemah beserta para Hamba Tuhan untuk masuk ke dalam Gedung gereja dimana Ibadah Dedikasi diadakan. Saat itu, pandemi sedang melanda dunia, tamu undangan yang hadirpun terbatas, namun sukacitaku tak terbatas. Terbayang peristiwa hampir 12 tahun sebelumnya. Saya terpanggil untuk mengikuti pelatihan di Kartidaya dengan tujuan melayani penerjemahan di suku-suku di Indonesia. Tetapi, dalam proses mengikuti pelatihan tersebut, saya seperti menyadari bahwa melayani penerjemahan ini cukup sulit, sehingga sayapun menyatakan kepada diri saya sendiri bahwa mungkin saya tidak akan mampu untuk penjadi fasilitator penerjemahan. Sehingga, sayapun memutuskan untuk melayani di bidang literasi (keaksaraan) pada saat itu.
Namun, tidak terlalu lama melayani di bidang keaksaraan, saya diminta untuk menjadi fasilitator penerjemahan di Kalimantan Tengah, tepatnya suku Delang. Saya berpikir apakah saya mampu? Saya hanya taat pada pimpinan Tuhan, saya terima tawaran tersebut dengan proses peralihan yang tidak mudah tentunya, sangat tidak mudah namun saya percaya misi ini misi Tuhan, pasti Ia akan memampukan.
Dan saat ini, di tengah keramaian tokoh-tokoh gereja yang hadir dari gereja-gereja yang ada di Delang yaitu, GKE, Katolik, GSJA & GPDI, gereja- gereja yang sangat mendukung pelayanan penerjemahan, saya bisa menyaksikan apa yang Tuhan telah lakukan terhadap diri saya melalui kesempatan melayani di suku Delang. Bukan hanya suku Delang yang dapat menikmati Firman Tuhan dalam bahasanya, tetapi dalam proses penerjemahan ini pun Tuhan memberikan kesempatan kepada saya untuk mengikuti “Consultant in Training”, satu pelatihan untuk pengembangan kapasitas agar para fasilitator dapat menjadi konsultan penerjemahan yang disertifikasi. Dan pada bulan Maret 2021, saya mendapatkan sertifikat itu, memiliki kesempatan menjadi konsultan penerjemah naratif. Tuhan sungguh baik, hari ini menjadi bukti penyertaan-Nya yang tak pernah berhenti. Beberapa kali saya sempat ragu apakah penerjemahan ini bisa selesai? Bahkan saat dedikasi inipun saya cukup sedih karena terjadi di masa pandemi. Orang tua tidak dapat hadir, demikian juga teman-teman dari Kartidaya. Tapi pada saat itu juga, Tuhan menepis rasa sedih itu, menggantikan dengan rasa sukacita karena saya membayangkan bahwa ada sukacita besar di surga karena Perjanjian Baru bahasa Delang ini sudah selesai, Tuhan bersama para malaikat di surga turut menyaksikan acara dedikasi dan mereka bertepuk tangan memuji-muji Tuhan. Bagi saya, ini multiplikasi berkat, bagaimana tidak, saya yang awalnya merasa kurang percaya diri menjadi fasilitator penerjemahan pada akhirnya dilibatkan Tuhan dalam penerjemahan menjadi fasilitator, dimampukan menyelesaikan dan menyaksikan dedikasi bahkan diberikan kesempatan menjadi konsultan Naratif. Ya, ini multiplikasi berkat.